Denyut Nadi: Sekarang!
Kalau alam adalah keindahan agung yang diciptakan oleh-Nya, maka bolehlah kita dengan rendah hati menyebut kesenian sebagai karya agung manusia. Berdebat mana yang lebih baik hanya akan menunjukkan ketidakdewasaan kita. Merangkul keduanya adalah hidup di dalam mereka, bersyukur dan mencipta. Alam dan kesenian adalah dua pokok kehidupan yang saling mengisi. Entah kita suka atau tidak, keduanyalah yang membentuk peradaban di bumi kita. Ketika alam musnah dan kebudayaan punah, di saat itu raib jugalah tanda kehidupan manusia. Melestarikan keduanya adalah tanggung jawab kita.
Seni adalah milik seluruh umat manusia. Dan menjadi hak juga kewajiban para seniman untuk mencipta karya mereka baik baik sampai tiba saatnya untuk dinikmati khayalak ramai. Tidak jenuhkah kita melihat sinetron Indonesia yang menampilkan kekerasan, kebencian, kesenjangan sosial, dan pembodohan rakyat dalam berbagai model? Tidak lelahkah kita membaca karya para penulis kita yang bercerita tentang gelap yang tidak kunjung terang? Tidak ingin bunuh dirikah kita kalau terus mendengar lagulagu putus cinta penuh airmata? Tidak dilarang memang, kawan. Hanya ingat! tulisan yang dibaca ataupun lagu yang dinyanyikan tidak semata mata untuk mata dan telinga kita saja.
Denyut Nadi hadir untuk memberikan alternatif pembaruan. Kesenian adalah bentuk sumbangsih kita kepada masyarakat. Kita yang juga adalah masyarakat itu sendiri. Setelah semua kelam yang disuguhkan kepada Indonesia, baiklah sekarang kita bergerak untuk memotivasi, maju bersama, dan menang bersama. Hai, temanteman seperjuangan! Kini sudah tiba saatnya, ketika kita menyeni untuk perubahan. Menyeni untuk perbaikan. Mulailah dengan menulis, melakukan yang ditulis, dan berbagi itu semua. Saat ini juga! Menulislah dengan tujuan, menulislah untuk Indonesia yang lebih baik!
Seni adalah milik seluruh umat manusia. Dan menjadi hak juga kewajiban para seniman untuk mencipta karya mereka baik baik sampai tiba saatnya untuk dinikmati khayalak ramai. Tidak jenuhkah kita melihat sinetron Indonesia yang menampilkan kekerasan, kebencian, kesenjangan sosial, dan pembodohan rakyat dalam berbagai model? Tidak lelahkah kita membaca karya para penulis kita yang bercerita tentang gelap yang tidak kunjung terang? Tidak ingin bunuh dirikah kita kalau terus mendengar lagulagu putus cinta penuh airmata? Tidak dilarang memang, kawan. Hanya ingat! tulisan yang dibaca ataupun lagu yang dinyanyikan tidak semata mata untuk mata dan telinga kita saja.
Denyut Nadi hadir untuk memberikan alternatif pembaruan. Kesenian adalah bentuk sumbangsih kita kepada masyarakat. Kita yang juga adalah masyarakat itu sendiri. Setelah semua kelam yang disuguhkan kepada Indonesia, baiklah sekarang kita bergerak untuk memotivasi, maju bersama, dan menang bersama. Hai, temanteman seperjuangan! Kini sudah tiba saatnya, ketika kita menyeni untuk perubahan. Menyeni untuk perbaikan. Mulailah dengan menulis, melakukan yang ditulis, dan berbagi itu semua. Saat ini juga! Menulislah dengan tujuan, menulislah untuk Indonesia yang lebih baik!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home